Advertisement

Latest News

Seluruh realitas alam semesta ini adalah getaran, pikiran, perasaan, dan akal kecerdasan pun tak lebih dari getaran. Cuma ia adalah getaran dengan kekuatan pemancar yang luar biasa besarnya, Ia bagaikan mercusuar getaran di antara lautan getaran alam semesta.
Akal, yang terdiri dari pikiran dan perasaan , adalah sumber getaran atau transmitter yang luar biasa besar, sekaligus reciver atau penerima getaran dengan kekuatan radar yang sangat peka. Seluruh getaran peristiwa di alam semesta ini bisa kita tangkap informasinya, sekaligus kita pengaruhi dan kita resonansi dengan menggunakan frekuensi yang kita hasilkan dari dalam kita sendiri. Begitulah memang pemahaman dari sisi kuantumnya. Bahwa seluruh benda di alam ini hanyalah gumpalan energi yang bergetar-getar, termasuk tubuh manusia dan akal kecerdasannya. Karena itu kalau kita mem-breakdown benda apapun bendanya kita akan menemukan bahwa ia memang tersusun dari bagian-bagian lebih kecil yang disebut molekul. Ia bergetar-getar. Bagian molekul kita pun menemui namanya atom. Ia bergetar-getar. Atom tersebut terdiri dari bagian-bagian yang lebih kecil lagi disebut sebagai partikel-partikel sub atomik, seperti elektron, neutron dan proton. Ia pun bergetar-getar. Bagian  penyusun partikel-partikel lebih kecil lagi kita kenal dengan istilah Quark, ini juga bergetar-getar karena ia memang sebagai ’pilinan energi’ yang bergetar-getar dan seterusnya, maka seluruh benda di alam ini tak lebih adalah gumpalan energi yang bergetar-getar dalam tiap tingkatannya, dan membentuk sebuah sistem alam raya yang berupa lautan energi yang bergetar-getar.
          Perbedaan getaran-getarannyalah yang menyebabkan ia dikenal sebagai benda padat, cair, dan gas. Memancarkan warna yang berbeda-beda, menghasilkan aroma yang tak sama, suhu tinggi rendah, kasar dan halus dan sebagainya.
           Sementara itu yang namanya panca indera dan otak kita juga terdiri dari bahan yang sama, seluruh tubuh kita tersusun molekul, atom, partikel-partikel sub atomik, dan ’pilinan energi’ yang bergetar-getar. Jadi, apa bedanya antara diri kita dengan alam semesta? Tidak ada. Ditinjau dari sudut kuantum keduanya sama-sama energi dan membentuk lautan energi menjadi isi alam semesta.
             Jadi badan kita dan seluruh eksistensi kita ini sebenarnya adalah bagian dari alam semesta belaka. Semuanya adalah bagian dari samudra energi yang bergetar-getar dengan frkuensi yang berbeda-beda di tingkat lokal dan parsial-parsial. Hubungan antar frekuensi itu bisa terjadi ketika gumpalan energi yang satu nge-match dengan frekuensi gumpalan yang lain. Gumpalan-gumpalan energi itu berhubungan antara yang satu dengan yang lain melalui gaya gravitasi, elektromagnetik, dan nuklir tetapi semua gaya itu pun sebenarnya adalah penampakan dari satu perwujudani lautan energi alam semesta saja.Pohon, lautan, matahari, hewan, manusia dan apa saja yang terhampar di semua planet adalah gumpalan energi yang bergetar-getar dengan frekuensi yang berbeda-beda bahkan perasaan sedih , gembira, menderita, ikhlas, tenteram, damai, sabar adalah energi yang bergetar-getar.
            Bedanya, getaran yang terjadi pada perasaan adalah getaran yang sangat kompleks yang terkait dengan resonansi sekelompok benda yang bergetar bersama-sama. Semakin tinggi kualitas perasaan yang di capai, semakin banyak juga getaran-getaran parsial alam yang terlibat. Ketika anda berpikir menggunakan potensi kecerdasan maka yang terjadi sebenarnya adalah resonansi getaran antara diri anda dengan segala getaran yang ada di luar anda Ketika anda berpikir tentang anak anda maka yang terjadi adalah anda sedang berusaha ngematch-kan frekuensi kecerdasan atau akal anda dengan frekuensi anak anda, jika nyambung akan terjaadi resonansi.inilah sekilas proses terjadinya telepati.
          Apa saja di alam semesta ini adalah getaran-getaran yang mengandung frekuensi tertentu, akal manusiabisa mengintervensinya sehingga terjadi resonansi lewat panca indra, kemudian diteruskan ke otak secara elektromagnetik, muncul sebagai gambar-gambar di layar persepsi otak kita.
          Semakin kuat resonansinya, semakin besar pula efeknya, pikiran dan perasaan kita adalah sumber getaran yang memicu terjadi dinamika lautan energi yang sudah tersedia di alam semesta. Jika kita memancarkan getaran berkualitas tinggi maka segala getaran yang ada di sekitar kita akan mengikuti menjadi getaran yang berkualitas tinggi. Sebaliknya kalau kita memancarkan getaran berkualitas rendah  di sekitar kita pun berkualitas rendah.
           Getaran kualitas tinggi maupun rendah akan memancar ke segala arah secara sambung menyambung kemudian menghasilkan gelombang yang lebih besar sesuai kualitas getaran yang kita pancarkan. Bagaikan melempar batu dikolam maka riak gelombangnya akan menyebar ke segala arah. Bukan hanya besarnya gelombang melainkan juga pola gelombang yang dihasilkan, bahkan semua informasi yang terdapat di dalam gelombang itu akan menjalar ke segala penjuru air kolam. Seperti itulah sekilas gambaran kurang lebihnya mekanisme lautan energi alam semesta.
           Kalau pikiran dan perasaan kita memancarkan energi negatip maka lautan energi akan teresonansi menjadi negatif. Lautan energi negatif itu lantas kita tangkap kembali pantulannya lewat radar kita sendiri sebagai energi negatip. Begitu pula sebaliknya jika berpikiran dan perasaan positip. Itulah yang di ajarkan dalam kitab suci barang siapa berbuat baik akan mendap kebaikan. Barang siapa berbuat jahat , kejahatannya akan kembali kepada dirinya sendiri. Karena alam semesta adalah lautan energi yang riak delombangnya memantul kemana-mana, termasuk kepada diri kita sendiri.bahkan efeknya bisa menjadi lebih besar, karena efek gelombangnya sudah beresonansi dan berinterferensi dengan golombang yang lain.
           Jadi hati-hati bermain dengan pikiran dan perasaan, apalagi perbuatan yang kelihatan. Setiap yang kita pikirkan dan kita rasakan gelombangnya akan terpancar ke alam semesta. Tidak bisa di sembunyikan, meskipun tidak terlihat dan tidak terdengar, pancaran gelombang itu tetap saja terpancar ke sekeliling kita menyatu ke dalam lautan energi alam semesta, kemudian menimbulkan riak-riak gelombang yang suatu ketika akan kembali kepada diri kita sendiri.
           Ada tiga tahap efek gelombang, jika masih berupa pikiran dan bisikan dalam hati Tuhan mengetahui-Nya. Secara kuantum, sudah terpancar sebagai energi dan gelombang. Tahab yang kedua jika bisikan dalam hati itu sudah di ucapkan maka Tuhan memberikan warning bahwa ucapan itu diawasi oleh malaikat-malaikat-Nya. Hati-hati sudah bisa berdampak Ada ucapan-ucapan yang memberikan dampak kuat, lemah mungkin tidak berdampak apa-apa kepada sekitarnya tetapi jika pikiran dan ucapan sudah berupa perbuatan maka efeknya akan langsung berdampak Tuhan menggambarkan sudah di catat oleh malaikatnya. Secara kuantum energi gelombangnya sudah sangat kuat sehingga bisa meresonansi dan menginterferensi gelombang-gelombang di sekitarnya.

Hantu Dapat Terlihat Jika Otak Terkena Frekuensi Sangat Rendah




“Ghosts are still unexplained phenomena. What do you believe?”

Hingga kini para ilmuwan masih tidak percaya atas keberadaan hantu. Walaupun misalkan hantu itu ada, tapi tetap susah untuk dapat dibuktikan secara nyata. Karena menurut orang-orang yang percaya, hantu berada di alam lain, tidak kasat mata, namun kadang bisa dirasakan bahkan bisa terlihat pad saat-saat tertentu.
Jika mereka (hantu) memang ada, maka apakah hantu itu? Dari apakah mereka terbentuk? Makhluk apakah mereka? Mungkinkah hantu itu terdiri dari materi yang berunsur gas, molekul, ion atau sesuatu yang lain? Atau bisa jadi, hantu terdiri dari suatu zat atau unsur yang oleh para ilmuwan belum pernah diketahui. Para ilmuwan masih menyelidiki fenomena mistis tentang keberadaan hantu ini.
Lalu muncul pula pertanyaan lainnya, bagaimana hantu bisa beruwud? Bagaimana mereka bisa menembus tembok atau materi lain? Bagaimana mereka tercipta? Bagaimana mereka berakhir? Atau apakah hantu itu hanyalah ilusi mata, ilusi telinga atau ilusi perasaan saja?

Apapun hantu itu, para ilmuwan tetap mengambil penelitian dari sudut ilmu pengetahuan atau sains saja. Dan mereka tetap berkeyakinan bahwa hantu adalah ilusi yang dibuat oleh otak dalam keadaan tertentu.
Jika benar hantu adalah ilusi yang dibuat oleh otak, maka timbul lagi pertanyaan klasik, bagaimana otak bisa membuat ilusi penampakan hantu? Apa yang membuat otak bisa mempunyai kemampuan ilusi atau khayalan ini?


Penyelidikan

Beberapa ilmuwan bergabung untuk menyelidiki fenomena mistis ini. Mereka melakukan eksperimen disebuah tempat paling angker di Amerika, yaitu penjara tua yang sudah lama tidak terpakai di daerah Eastern State Penitentiary di daerah Philadelphia Amerika.


Penjara tua yang sudah lama tak digunakan ini adalah salah satu tempat paling angker di Amerika karena dilaporkan banyak sekali terjadi penampakan hantu. Maka lokasi ini ditetapkan sebagai lokasi penelitian


Dari beberapa saksimata yang ada di daerah tersebut telah mengakui bahwa mereka memang kadang melihat seperti ada makhluk yang terbang melayang di penjara tersebut. Dan peristiwa itu terjadi dalam waktu beberapa kali.
Penyelidikan ini membutuhkan beberapa sukarelawan yang akan mengamati penjara angker itu. Para relawan yang terpilih haruslah orang yang tidak mempercayai hantu dan bukan orang yang penakut.
Lalu semua sudut dan ruangan dipenjara yang akan digunakan untuk uji coba dilengkapi oleh berbagai jenis kamera infra merah, detektor medan elektromagnet, sensor suhu, sensor audio dan video serta teknologi tercanggih lainnya. Bahkan beberapa diantara perangkat dan teknologi yang digunakan sama persis seperti yang NASA gunakan.


Peneliti menggunakan peralatan canggih

Setelah setiap pojok dan hall serta koridor penjara tua itu diberi peralatan tersebut, mereka mengamati seharian penuh namun tiada objek yang mencurigakan.
Pada malam kedua, dikerahkanlah para relawan. Semua relawan masing-masing ditempatkan di dalam beberapa sel tahanan dalam semalam. Bagaimana menurut para relawan?
Para relawan tak merasakan apapun, apalagi adanya fenomena kehadiran hantu. Mereka hanya merasakan udara yang dingin namun pengap, ”Mungkin karena di dalam ruang sel ini tidak ada sirkulasi udara”, ujar salah satu relawan.
Ada pula yang berujar bahwa, ”Udara di dalam sel yang lembab menyebabkan kurang segarnya udara yang terhirup, seperti bau yang tak sedap,” ujar relawan.


Terlihat para sukarelawan briefing  saat penelitian ini

Selama seharian hingga subuh, tak satupun relawan yang merasakan adanya anomali. Mereka tak melihat fenomena aneh, penampakan aneh ataupun mendengar sesuatu yang aneh.
Pada hari ketiga. Para ilmuwan menggunakan sedikit trik. Awalnya trik ini hanyalah coba-coba dari beberapa literatur penyelidikan sebelumnya. Mereka menyiapkan beberapa pengeras suara rendah (subwoofer) yang besar. Kemudian tanpa diketahui para relawan, subwoofer tersebut diletakkan di beberapa tempat yang tersembunyi dan tak mungkin dilihat para relawan nantinya.
Pengeras suara rendah tersebut nantinya akan diaktifkan dan akan bergetar dibawah indera pendengaran manusia alias infra-sonic. Saat pengeras dinyalakan maka membran pengeras suara akan maju-mundur dengan hebat namun tak akan ada suara yang terdengar oleh manusia.


Terlihat frekuensi sangat rendah mendominasi ruangan penjara

Malam pun tiba, seperti malam-malam sebelumnya mereka semua bersiap dengan alat komunikasi yang bisa dipantau dan juga tak lupa dengan membawa senternya masing-masing. Setelah kira-kira setengah jam berlangsung, para ilmuwan menyalakan pengeras suara jenis sub-woofer tersebut. Tak berapa lama, terjadi suasana yang menurut para relawan ”tidak nyaman”.
Mereka para relawan melaporkan bahwa entah kenapa kepala mereka agak pusing, jantung sedikit berdebar, bulu tengkuk dan pergelangan tangan merinding, bahkan ada yang melihat seperti asap yang keluar dari tembok. Malam itu begitu aneh tidak seperti malam sebelumnya, apa yang sebenarnya telah terjadi dengan mereka?


Gelombang Frekuensi Rendah

Pengeras suara jenis sub-woofer yang mengeluarkan gelombang frekuensi rendah inilah penyebabnya. Koq bisa, apa yang terjadi?

Setiap frekuensi memiliki panjang gelombang dan setiap gelombang tersebut memiliki kelemahan dan kekurangannya masing-masing.

Tidak seperti gelombang biasa lainnya, pada gelombang sangat rendah (Very Low Frequency) atau VLF, memiliki sifat yang dapat dengan mudah menembus suatu materi seperti kayu, tembok, tanah bahkan beberapa jenis logam.

Dan secara mudah pula, gelombang sangat rendah ini dapat juga menembus badan manusia.


Spectrum Frekuensi

Selama ada gelombang yang dapat menembus badan kita, maka gelombang tersebut pasti juga menembus dan mempengaruhi organ-organ biologis di dalam tubuh manusia, termasuk otak.

Oleh karenanya para peneliti yang juga ilmuwan itu, sangat tertarik dengan fenomena ini. Apa yang menyebabkan pengaruh perilaku manusia dalam keadaan resah, tak nyaman bahkan halusinasi ternyata dapat dipengaruhi oleh gelombang frekuensi sangat rendah (VLF) ini.

Dari hasil penelitiannya, ternyata otak manusia sangat rentan dengan adanya gelombang VLF ini. Ada beberapa bagian dari otak yang sel-sel syarafnya tak terpengaruh oleh VLF, namun ada juga bagian yang terpengaruh.

Beberapa diantara bagian otak yang terpengaruh oleh VLF ini adalah bagian-bagian otak yang mengatur sistim keseimbangan dan kesadaran.

Dan sistim keseimbangan dan kesadaran tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi indera-indera yang tersambung dan terkordinasi kepadanya.

Dengan terpengaruhnya sistim keseimbangan dan kesadaran pada otak manusia itu, maka otak akan memerintahkan sel-sel tertentu kepada indera lainnya, seperti mata yang dapat melihat benda yang tak ada namun menjadi sepertinya ada.

Telinga yang berfungsi sebagai keseimbangan juga mulai terpengaruh akibat informasi yang salah dari otak, lalu mulai merasakan pusing dan juga terjadi efek pendengaran yang sebenarnya tidak ada, seperti mendengar suara wanita, anak menangis dan suara terbahak-bahak.


Salahsatu sudut lorong penjara terangker di Amerika

Indera lainnya juga terbukti terpengaruhi oleh info dari otak yang salah memberikan informasi akibat hantaman gelombang Frekuensi Sangat Rendah atau Very Low Frequency (VLF) ini. Termasuk indera penciuman, mencium wangi bunga yang sebenarnya tidak ada. Indera perasa seperti kulit juga menyebabkan perasaan ”merinding” pada bulu tangan dan tengkuk.
Pasa sesi inilah maka manusia akan mengalami seperti ”halusinasi” karena otak yang terpengaruh oleh VLF dan terjadi dis-informasi dan mempengaruhi indera manusia yang lainnya. Dan pada sesi selanjutnya, maka manusia dapat melihat ”hantu”.


Para peneliti fenomena “Hantu” dalam penelitian ini


Frekuensi Rendah Ada Dimana-mana

Lalu darimana datangnya frekuensi rendah disekeliling kita? Frekuensi rendah ada dimana-mana dan dapat dipicu oleh berbagai macam cara.

Secara alami frekuensi rendah dapat dipicu oleh getaran yang sangat pelan dan rendah. Mulai dari dedaunan atau alang-alang yang tertiup angin, dari tetesan air yang jatuh, dari rintik air hujan, dari putaran rendah kipas angin dan dari apapun yang bersifat bergetar serta memiliki getaran yang sangat-sangat rendah.
Apalagi jika berada di dalam gedung tua seperti penjara ini. Kelembaban karena air yang menetes, rumput-rumput, suara angin dan lainnya sangat mempengaruhi indera manusia.
Oleh karenanya, para ilmuwan sangat yakin bahwa penampakan hantu karena dipicu oleh disfungsi cara kerja otak yang telah terpengaruh oleh VLF tersebut.


Penelitian Lanjutan Frekuensi Sangat Rendah

Akibat penemuan ”tak sengaja” yang berawal dari penelitian tentang hantu, justru berlanjut menjadi penelitian terhadap – mengubah dan mengatur perilaku manusia (human behaviour). Dan ini justru menjadikannya batu loncatan kepada teknologi-teknologi terkini.

Para peneliti langsung berfokus kepada ”rahasia dibalik frekuensi rendah” ini. Salah-satunya yang juga menggunakan frekuensi rendah adalah H.A.A.R.P. (High frequency Active Auroral Research Program) atau Program Penyelidikan Aurora Aktif Frekuensi Tinggi.


HAARP antenna transmitter

Ya, awalnya frekuensi tinggi. Lalu bagaimana jika frekuensi rendah dipancarkan melalui antena-antena HAARP ini? Banyak penelitian mengenai frekuensi tinggi daripada frekuensi rendah. Dan melalui HAARP namun dipancarkan frekuensi rendah (bukan hanya yang frekuensi tinggi) maka hal yang tak terduga dapat terjadi. Dan ini pastinya akan selalu disembuntikan dan tak diakui oleh pihak-pihak yang berkepentingan di dalamnya.

Begitu ”tak terselidikinya” kemampuan frekuensi sangat rendah ini, sehingga manusia dapat melihat yang tiada, dan dapat mendengar yang tiada, namun semua sepertinya benar-benar ada. Dan oleh sebab itulah hantu ada dan dapat terlihat, menurut ilmu pengetahuan. (Yudiweb – Ghost Behind Bars – Natgeo TV – Mystery 360)
 Ketika menghadapi situasi-situasi sulit atau yang tidak dapat diatasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti hilangnya barang berharga, penyakit yang tidak dapat sembuhkan, masalah besar keuangan, dll, orang berdoa kepada Tuhan atau kepada suatu aspek dari Nya, yang juga dikenal sebagai dewa-dewi. Ini adalah doa-doa dengan pengharapan materi atau duniawi.
 Para pencari spiritual/ Tuhan, yang fokus utama dalam hidupnya adalah pertumbuhan spiritual, juga berdoa secara teratur kepada Tuhan tidak hanya dalam situasi sulit saja tetapi juga dalam segala situasi sehari-hari. Doa-doa tersebut bagaimanapun, adalah bukan tentang harapan duniawi tetapi tentang pertumbuhan spiritual dan juga dapat dikatakan sebagai bagian dari praktik spiritual bagi mereka.
Artikel ini menjelaskan mekanisme dari bagaimana kedua jenis doa tersebut dijawab/ dikabulkan.
Untuk memahami artikel ini dengan lebih baik silahkan membaca artikel kami lainnya:
  • Definisi (Arti) dari doa
  • Apakah perbeedaan antara doa dengan suatu harapan (ekspektasi) dan tanpa harapan?
 Adalah penting untuk dicatat bahwa ketika terjadi masalah atau kesulitan dalam hidup, akar permasalahnya bisa berasal dari fisik, mental atau spiritual. Penelitian yang dilakukan oleh SSRF menunjukkan bahwa hingga 80% dari permasalahan dalam hidup ini memiliki akar penyebab dari alam spiritual. Takdir dan leluhur-leluhur yang telah meninggal adalah dua faktor sangat penting dalam penyebab-penyebab spiritual dari masalah-masalah dalam kehidupan.

2. Bagaimana doa – doa itu dijawab/ dikabulkan? Apakah mekanismenya?

2.1 Siapakah yang menjawab/ mengabulkan doa – doa kita?

  • •Diagram berikut menunujkkan siapa yang menjawab doa-doa kita sesuai dengan jenis doanya. Umumnya, jenis doa akan berbeda sesuai dengan tingkat spiritual seseorang. Misalnya, seseorang yang berada pada tingkat spiritual 30% akan lebih sering berdoa untuk hal-hal duniawi. Seseorang pada tingkat spiritual 50% akan lebih sering berdoa untuk pertumbuhan spiritual. Dengan demikian, doa dikabulkan oleh berbagai energi tak kasat mata (halus) di Alam Semesta. Yang menarik dari hal ini adalah bahkan energi negatif pun dapat mengabulkan doa-doa, baik ketika di mana hal-hal yang merugikan diminta oleh sesoerang dan/ ataupun untuk menjebak seseorang agar berada di bawah pengaruh mereka dengan  mengabulkan keinginan mereka pada awalnya. Misalnya, seperti yang ditunjukkan dalam diagram di bawah, di mana seseorang yang berdoa untuk kematian orang lain akan dibantu oleh entitas/ roh halus negatif dari Daerah ke-4 Neraka. Doa untuk keuntungan duniawi umumnya ditanggapi oleh dewa-dewi atau energi-energi positif dengan tingkat yang lebih rendah. Doa untuk pertumbuhan spiritual ditanggapi oleh dewa-dewi atau energi-energi positif dengan tingkat yang lebih tinggi.
How answers what type of prayers?
  • Ketika kita berdoa dengan ekspektasi kepada Tuhan atau dewa-dewi tertentu, seperti meminta pekerjaan atau mengatasi penyakit, seperti yang dinyatakan sebelumnya, doa tersebut akan dijawab oleh dewa-dewi atau energi positif dengan tingkat yang lebih rendah. Mari kita ambil contoh seseorang yang telah berdoa secara intensif untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Jika tersirat dalam takdir orang tersebut untuk harus hidup tanpa pekerjaan selama lima tahun, maka energi positif atau dewa-dewi dengan tingkat lebih rendah dapat menjawab doa tersebut dengan mendorong periode pengangguran lima tahunnya ke suatu masa nanti dalam kehidupan orang tersebut. Maka dari itu, orang itu masih harus melalui fase menjadi pengangguran. (Hal ini karena terlepas dari apa pun, seseorang harus menjalani takdir nya dan hanya bisa diatasi dengan orang tersebut melakukan praktik spiritual )
  • Kadang-kadang dewa-dewi dengan tingkatan yang lebih tinggi juga membantu situasi duniawi dari pencari Tuhan, jika situasi tersebut menyebabkan hambatan dalam pertumbuhan spiritual nya.

2.2 Bagaimana doa-doa itu dijawab/ dikabulkan?

  • Ketika seseorang berdoa, mereka mengingat Tuhan secara intens (kuat) dan menjalin dialog intim dengan-Nya tentang masalah-masalah yang sangat dekat dengan hati mereka. Menurut hukum tindakan dan refleks, Tuhan juga merasa lebih dekat dengan mereka.
  • Doa memiliki kemampuan untuk mengaktifkan prinsip-prinsip dewa-dewi (aspek Tuhan) di Alam Semesta. Frekuensipaling halus dihasilkan ketika seseorang menghaturkan syukur beserta dengan doa. Frekuensi-frekuensi tersebut memiliki kemampuan untuk tidak hanya mengaktifkan, tetapi juga menyentuh dewa-dewi tersebut; maka prinsip keTuhanan diaktifkan lebih cepat. Aktivasi prinsip dewa-dewi (aspek Tuhan) ini menghasilkan pemenuhan atas doa-doa. Para dewa-dewi membuat pemenuhan doa dengan kekuatan dari keteguhan mereka. Lihat artikel tentang siapakah dewa-dewi itu?
    Contoh dari doa-doa yang diikuti oleh rasa syukur:
    • Tuhan, tolong izinkan saya mendapatkan pekerjaan ini, saya benar-benar membutuhkannya. Tuhan, terimalah syukur saya ini karena telah memberikan saya pemikiran untuk berdoa.
    • Tuhan, izinkanlah saya melakukan semua kegiatan di hari ini sebagai praktik spiritual. Tuhan, saya mengucap syukur di Kaki Suci Mu karena telah memberi saya pemikiran, dan telah melaksanakan doa ini melalui saya.
  • Doa memikat frekuensi halus (tak kasat mata) keIlahian ke arah orang tersebut dan sebagai hasilnya, Raja-Tama disekitar orang itu pun dihancurkan. Dengan demikian, lingkungan disekitar orang tersebut menjadi relatif lebih sāttvik. Dikarenakan komponen dasar halus/ non-fisik Sattva di lingkungan sekitarnya meningkat, pemikiran-pemikiran orang-orang di sekitarnya menjadi berkurang dan mereka juga menjadi sāttvik. Hal ini karena Pikiran dipengaruhi oleh lingkungan eksternal (luar).
  • Sheaths Doa meningkatkan partikel-partikel dari komponen dasar non-fisik Sattva dalam selubung tubuh vital. Ketika kita menghaturkan rasa syukur, partikel-partikel dari komponen dasar halus Sattva dalam selubung tubuh mental meningkat. Dengan demikian, doa yang dilengkapi dengan rasa syukur, menghasilkan purifikasi spiritual dari selubung tubuh vital dan mental.
    Untuk informasi lebih lanjut tentang tubuh vital dan mental, lihat ke ‘Terdiri dari apakah kita?’
    Akibat dari purifikasi spiritual dari selubung tubuh vital dan selubung tubuh mental, impresi – impresi dalam kedua selubung tersebut mulai dihancurkan. Karena berkurangnya impresi – impresi tersebut, pemikiran-pemikiran tentang diri sendiri menjadi minim dan ketertarikan terhadap hal-hal duniawi (Māyā) pun menurun. Hal ini menyebabkan meningkatnya keinginan untuk Tuhan dan kerinduan untuk bersatu dengan-Nya. Oleh Karena kedua selubung tersebut juga dipurifikasikan, maka energi negatif tidak bisa masuk ke dalam tubuh.
    Lihat artikel tentang Bagaimana pengucapan dan repetisi (mengulang) membantu untuk memurnikan impresi-impresi dalam pikiran kita.
  • Ketika kita berdoa, kita menerima ketidakmampuan untuk memecahkan permasalahan dengan sendiri dan karena melihat diri sebagai yang lebih rendah, maka ego kita pun berkurang. Dengan penurunan ego ada kenaikan sementara dalam tingkat pencapaian spiritual. Hal ini menyebabkan peningkatan sementara komponen dasar halus Sattva. Selanjutnya, ketika kita menghaturkan rasa syukur, itu membangkitkan kerendahan hati dalam diri kita yang memiliki efek positif lebih besar pada tingkat spiritual kita. Oleh karena itu, persatuan/ persekutuan kita dengan Tuhan pun meningkat. Kenaikan komponen dasar halus Sattva itu sendiri meningkatkan kapasitas kita untuk mengatasi atau menanggung permasalahan tersebut.

3. Kapankah doa-doa kita bekerja?

Dalam kehidupan kita, 65% dari peristiwa yang terjadi adalah sesuai takdir. Peristiwa-peristiwa yang ditakdirkan adalah peristiwa-peristiwa diluar kendali/ kontrol kita. Silakan lihat artikel tentang Takdir dan tindakan yang disengaja
Peristiwa yang ditakdirkan, yang baik dan yang buruk, pasti akan terjadi dalam hidup kita. Peristiwa – peristiwa buruk yang ditakdirkan mungkin dapat berupa penyakit atau sebuah pernikahan yang kandas. Orang biasanya berdoa kepada Tuhan terutama saat kejadian buruk terjadi dalam hidup mereka. Mereka berdoa kepada Tuhan untuk meringankan peristiwa buruk tersebut. Namun, kita menemukan bahwa doa kita tidak selalu dikabulkan. Lihat artikel: Takdir sebagai akar masalah spiritual dari kesulitan dalam hidup
Jadi apa hukumnya? Kapan doa dapat mengatasi peristiwa buruk yang ditakdirkan sehingga dengan berdoa, peristiwa itu sendiri tidak terjadi atau setidaknya kita terisolasi dari itu?
Aturan praktisnya adalah:
  • Jika doa lebih kuat dari intensitas peristiwa yang ditakdirkan, maka doa tersebut yang akan dijawab/ dikabulkan.
  • Jika intensitas takdir yang lebih kuat dari doa, maka doa tersebut akan dijawab sebagian atau tidak sama sekali.

4. Apa yang menentukan efektivitas doa seseorang?

Faktor-faktor berikut menambah efektivitas dari doa:
  • Tingkatan pencapaian Spiritual dari orang yang berdoa – semakin tinggi tingkat spiritual, semakin efektif juga doa mereka.
  • Kualitas doa – apakah doa tersebut bersifat mekanikal, tulus, atau dengan emosi spiritual (bhāv) dari seorang pencari spiritual/ Tuhan.
  • Untuk siapakah orang tersebut berdoa (yaitu, apakah untuk diri sendiri atau orang lain) – Ketika kita berdoa untuk orang lain, kekuatan spiritual yang dibutuhkan lebih banyak. Semakin besar jumlah orang dalam masyarakat yang dikehendaki untuk terpengaruh oleh suatu peristiwa, maka semakin besar kekuatan spiritual diperlukan untuk mempengaruhi hasil yang diinginkan. Hanya orang- orang Suci (Saints) dengan tingkatan pencapaian lebih tinggi dapat mempengaruhi perubahan di masyarakat.
  • Ego yang lebih rendah memberikan kontribusi terhadap efektivitas doa.
  • Postur (mudrā) doa apakah yang digunakan oleh seseorang? Ini menjadi faktor utama bagi sebagian besar orang, berhubung faktor-faktor di atas lebih sedikit berpengaruh pada kebanyakan orang tersebut.

4.1 Tingkat pencapaian spiritual seseorang dan doa

Tingkat pencapaian spiritual dari orang yang berdoa adalah salah satu kriteria utama dalam menentukan efektivitas doa.
Coba lakukanlah eksperimen spiritual/ non-fisik ini sendiri, dimana anda mengucapkan doa yang sama menggunakan setiap mudrās di atas secara terpisah.
  • Bagi para pencari spiritual/ Tuhan di atas tingkat pencapaian spiritual 60%, doa tidak diperlukan. Mereka bertindak atas emosi/ perasaan spiritual bahwa ‘Biarkanlah semuanya terjadi sesuai kehendak Tuhan.’ Mereka benar-benar mengalami bahwa segala sesuatu dalam hidup mereka terjadi dan disediakan oleh karunia Tuhan. Pikiran mereka terus-menerus dalam keadaan bersyukur kepada Tuhan. Setelah keadaan ini tercapai, maka doa tidak diperlukan.
  • Doa dari orang yang berada di bawah tingkat pencapaian spiritual 30% tidak memiliki pengaruh dan paling baik hanya dapat melengkapi mereka dengan manfaat psikologis saja. Hal ini karena selubung/ selimut dari ego yang terlalu besar bagi doa-doa mereka untuk mencapai prinsip keTuhanan.
Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa doa paling efektif bekerja untuk orang-orang yabg nerada di antara tingkat pencapaian spiritual 30-60%.
Lihat artikel 'Rincian populasi dunia menurut tingkat spiritual’.
Dari waktu ke waktu, kita mendengar suatu panggilan/ undangan dari beberapa orang untuk berkumpul dan berdoa bagi perdamaian dunia, atau untuk tujuan mulia seperti pengurangan pemanasan global. Dari perspektif hasil nyatanya, hal ini sebaik-baiknya merupakan upaya psikologis saja. Ini terjadi karena peristiwa-peristiwa besar dunia memiliki dasar/ akar spiritual yang kuat dan hanya bisa diatasi oleh upaya-upaya dari insan Spiritual yang sudah sangat berkembang seperti Orang-orang Suci dengan tingkatan yang lebih tinggi. Bahkan jika jutaan orang (dari tingkat spiritual biasa/ rata-tata) berkumpul dan membuat doa yang sama untuk terjadinya peristiwabesar dunia, itu akan serupa dengan jutaan semut-semut yang mencoba untuk mengangkat batu besar.
Catatan: Beberapa orang mungkin berpikir bahwa jika orang Suci dapat mempengaruhi perubahan global, maka mengapa mereka tidak mengatur perdamaian dunia atau mengurangi pemanasan global? Paradoksnya adalah bahwa sementara orang Suci memiliki kekuatan spiritual untuk mempengaruhi peristiwa-perstiwa dunia, mereka memiliki emosi spiritual bahwa hanya Tuhan tahu yang terbaik. Juga, karena mereka berada dalam 'keadaan sebagai pengamat (sākshibhāv)’, menurut sifat mereka tidak ikut campur dalam rencana Tuhan dan sepenuhnya selaras dengan rencanaNya. Mereka memiliki kesadaran sempurna bahwa atas rencana Tuhan, segala sesuatu terjadi sesuai dengan takdir individual dan kolektif. (Peristiwa yang ditakdirkan adalah peristiwa-peristiwa dalam hidup kita yang terjadi karena tindakan masa lalu kita, baik dalam kelahiran ini atau kelahiran kita sebelumnya.)

5. Apakah postur/ sikap tubuh paling baik untuk berdoa?

Melalui penelitian spiritual, SSRF telah mengidentifikasi dan merekomendasikan mudrā berikut ini, atau posturtubuh, yang paling kondusif untuk memperoleh energi Tuhan dengan maksimal melalui doa.
Diagram halus (tak kasat mata) berikut menunjukkan dua tahap dalam mudrā (postur) ini dan apa yang sebenarnyaterjadi pada tingkat spiritual ketika seseorang berdoa.

5.1 Penjelasan tahap 1 dari postur/ sikap doa (mudrā)

Stage 1 of prayer posture
Tahap pertama dalam mudrā ini adalah mengangkat tangan seseorang dalam doa dengan ibu jari menyentuh wilayah pertengahan alis atau chakra adnya (Ādnyā-chakra) (pusat energi spiritual di wilayah pertengahan alis) denganlembut. Adalah yang terbaik untuk mulai berdoa setelah kita berada dalam posisi ini.
Ketika kita menundukkan kepala kita dalam posisi doa ini, itu membangkitkan emosi spiritual penyerahan/ pasrah dalam diri kita. Hal ini, juga akan mengaktifkan frekuensi dewata yang halus/ tak kasat mata dari Alam Semesta. Frekuensi keTuhanan ini masuk melalui ujung-jung jari kita, yang bertindak sebagai reseptor (penerima). Frekuensi keTuhanan ini kemudian disebarkan ke dalam tubuh kita melalui ibu jari ke chakra adnya (Ādnyā-chakra) -(pusat energi spiritual di wilayah pertengahan alis). Hasilnya adalah peningkatan energi spiritual positif dalam diri kita, yang membuat kita merasa lebih ringan atau memberikan perasaan lega dari gejala-gejala tekanan fisik atau mental.

5.2 Penjelasan tahap 2 dari postur/ sikap doa (mudrā)

Stage 2 of prayer posture
Setelah seseorang selesai berdoa, orang tersebut seharusnya mengambil sikap sesuai mudrā (postur) kedua seperti ditunjukkan dalam diagram di atas. Ini berarti bahwa sebagai pengganti seseorang menurunkan tangannya dalam doa dengan segera, tangan ditempatkan di wilayah pertengahan dada sedemikian rupa sehingga pergelangan tangan menyentuh dada. Hal ini memudahkan proses untuk lebih menyerap secara keseluruhan Kesadaran Tuhan dari prinsip keTuhanan. Jadi pada awalnya, Kesadaran Tuhan dari prinsip dewata yang telah memasuki ujung-ujung jari sekarang juga akan dipancarkan ke daerah dada, tempat dari chakra Anāhat (Anāhat-chakra). Sama seperti chakra Ādnyā, chakra Anāhat juga menyerap frekuensi-frekuensi suci/ sattvik. Dengan menyentuh pergelangan tangan ke dada, Anāhat-chakra diaktifkan dan membantu dalam menyerap lebih banyak frekuensi – frekuensi sattvik. Ketikaaktif, Anāhat-chakra membangkitkan emosi spiritual dan pengabdian dari seorang pencari Tuhan.
Dalam tahap dari mudrā doa ini, seseorang seharusnya menjadi mawas diri (introspektif) dan merenungkan pengalamannya ketika berada dalam hadirat Tuhan.

5.2.1 Postur kepala yang benar ketika berdoa

Correct posture when praying
Final prayer position
Poin-poin yang perlu diperhatikan:

5.3 Ketika berdoa dengan emosi spiritual

Diagram halus (tak kasat mata) berikut menunjukkan apa yang terjadi ketika seseorang pada tingkat spiritual 50% berdoa dengan emosi spiritual. Hal utama yang perlu diperhatikan adalah bahwa orang-orang di sekitarnya juga memperoleh manfaat dari Kesadaran Tuhan yang diakses oleh orang tersebut. (Lihat bagian diagram yang menunjukkan 5% dari frekuensi Kesadaran Tuhan (Chaitanya) dipancarkan ke luar tubuh) Ini sebabnya mengapa cukup sering diamati bahwa ketika orang berdoa dengan emosi spiritual, emosi spiritual pada orang lain di sekitarnya juga tearaktifasi.
 

5.4 Apakah itu berarti bahwa setiap kali kita berdoa diharuskan untuk mengambil posisi ini?

Jika seseorang berada pada tingkat spiritual yang lebih tinggi (di atas 50%), frekuensi keTuhanan halus (tak kasat mata) mulai langsung diterima melalui Brahmārandhra (pembukaan dalam system energy spiritual, berlokasi di atas/ mahkota kepala, dalam tubuh halus) itu sendiri. Brahmārandhra itu adalah pembukaan halus (tak kasat mata) di atas chakra Sahasrār (Sahasrār-chakra) -(sesuai dengan ilmu spiritual kundalini yoga) yang memiliki akses ke Pikiran dan Intelek (kecerdasan) Alam Semesta. Pembukaan halus ini tertutup pada orang dengan tingkat spiritual yang lebih rendah. Faktor utama yang membantu pembukaan Brahmārandhra adalah tingkat ego yang lebih rendah. Ketika kita berada dalam tahap pertumbuhan spiritual ini, kebutuhan untuk postur/ mudrā doa seperti yang dijelaskan di atas menjadi berkurang dan berkurang.
Namun, jika seseorang dengan tingkat spiritual di antara 50% dan 80% melengkapi doanya dengan mudrā yang disarankan, maka dia mendapat manfaat dari tambahan Kesadaran Tuhan. Manfaat tambahan ini 30% lebih banyak untuk seseorang pada tingkat spiritual 50% dan manfaat itu menjadi berkurang dan berkurang secara proporsional dengan meningkatnya tingkat spiritual.
Karena kebanyakan orang tidak memiliki tingkat spiritual yang tinggi, mereka tidak dapat menerima Frekuensi keTuhanan melalui Brahmārandhra. Kebanyakan orang (30-60% tingkat spiritual), bagaimanapun, sanggup menerima frekuensi-frekuensi halus melalui ujung jari mereka (meskipun dalam tingkat yang jauh lebih rendah), karena ujung-ujung jari kita sangat sensitif untuk menerima atau mengirimkan energi halus. Bagi orang-orang pada tingkat ini, yang terbaik adalah jika mereka menggunakan postur/ mudrā doa yang di sarankan di atas untuk berdoa. Jika semua faktor-faktor lainnya dianggap sama, dengan berdoa menggunakan mudrā yang direkomendasikan, seseorang akan menambah 20% pada efektivitas doa mereka dibandingkan dengan tidak menggunakan mudrā ini.

5.5 Komparasi/ Perbandingan efektivitas dari posisi – posisi doa

Kita terekspos/ terpengaruh dari berbagai gerakan – gerakan tangan ketika berdoa. Ketika melakukan penelitian spiritual mengenai berbagai postur-postur (mudrās) tangan terkait dengan doa, berikut ini adalah temuan kami dalam hal kemanjurannya:
Efficacy of varioius prayer positions
Catatan-catatan:
Cobalah lakukan eksperimen halus ini sendiri, dimana anda mengucapkan doa yang sama menggunakan setiap mudrās di atas secara terpisah.
Dalam beberapa kasus, orang saling berpegangan tangan dan berdoa. Ini juga merupakan praktik spiritual yang tidak benar karena jika orang di samping kita dipengaruhi oleh energi negatif, akan lebih mungkin untuk energi hitam itu tertransfer ke kita.
Lihat di artikel 'Seberapa banyak dari populasi dunia yang dipengaruhi oleh energi negatif?

6. Ringkasan poin-poin penting pada mekanisme doa

  • Tingkat spiritual seseorang umumnya mendefinisikan apakah orang tersebut berdoa untuk pertumbuhan spiritual atau untuk keuntungan duniawi. Tergantung pada jenis doanya, dewata-dewata dengan tingkat yang lebih tinggi atau tingkat yang lebih rendah masing-masing menjawab doa seseorang.
  • Emosi spiritual dengan mana seseorang berdoa memiliki dampak positif pada efektivitas doa orang tersebut.
  • Tergantung pada jenis mudrā digunakan, manfaat yang didapatkan seseorang melalui doa dapat bervariasi.
  • Semua hal lain dianggap sama, dengan menggunakan postur (mudrā) yang direkomendasikan untuk berdoa dapat membantu meningkatkan kemungkinan dijawabnya doa seseorang hingga 20%.
  • Doa yang diutarakan oleh orang-orang dengan tingkat spiritual yang lebih rendah untuk hal-hal yang mempengaruhi populasi luas, seperti perdamaian dunia atau pengurangan pemanasan global, tidak berpengaruh.
  • Ketika seseorang menghaturkan syukur bersamaan dengan doa, itu membantu untuk meningkatkan efektivitas doa orang tersebut.
Vampire ? dracula ? pocong ? genderuwo ? dan masih banyak lagi..... itulah jenis jenis hantu. Aneh bin ajaib hantu hantu ini cuman ada di daerah setempat. Yang kenal vampire nggak akan kenal dengan pocong, yang kenal dracula nggak akan kenal dengan yang namanya suster ngesot. Dan sebaliknya.


Dari penelitian tentang frekuensi dibawah 20 Hz dan pembuatan musiknya yang telah lalu sekarang dapat menjawab kenapa hantu Indonesia berbeda dengan hantu import ?. Diberbagai daerah Indonesia bahkan dikenal hantu hantu yang spesifik. Anehnya hantu hantu koq nggak mau migrasi ke daerah lain. Semisal hantu leak di Bali kenapa adanya cuman di Bali ? Koq nggak mau transmigrasi ke Sumatra, Kalimantan atau gimana gitu, kan masih luas Indonesia ini. Atau wewe gombel yang di Jawa. Adanya koq ya beberapa daerah doang di Jawa. Apa nggak kreatif nih hantu. trasnmigrasi gitu atau minimal pindah tempat agak jauhan dikit dong, pergi ke kota atau gimana gitu.
Kembali lagi ke penelitian frek dibawah 20 Hz tadi, sebagaimana frekuensi ini dibawah ambang batas pendengaran manusia, jadi frekuensi ini tidak terdengar tetapi dapat menembus tubuh manusia. Manusia yang dilewati frekuensi ini akan terangsang salah satu atau semua panca indranya entah yang mendominasi indra yang mana. Jika pusat indra ini yaitu otak terstimulus oleh rangsangan akibat tembusan frek dibawah 20 hz tadi maka tiba tiba orang tersebut akan melihat sesosok bayangan, atau kalau kebetulan pusat indra penciumannya yang terangsang maka dia akan membaui wangi atau anyir tergantung pada syaraf mana yang terstimulus.
Jika kebetulan yang terangsang frek dibawah 20 Hz tadi adalah syaraf mata, maka seolah olah dia melihat sesosok bayangan. Sesosok bayangan inilah yang tercipta berdasarkan imaginasi paling buruk orang tersebut. Bersifat dramatis dan merupakan deskripsi bayangan ketakutan yang diam diam tersembunyi didalam hati. Semisal anda takut kepada bos anda, maka bayangan ini akan hadir dengan sifat berlebihan, umpama bos punya hidung lebar maka yang nampak lebar hidungnya si bos mirip hidung gajah. Gigi bos yang besar akan nampak bagai taring besar di bayangan anda. dst. Pada akhirnya bos anda akan nampak suangat juelek dan menakutkan bagi anda. Tapi coba direvisi apakah anda benar benar takut sama si bos ? kalau masih ada sifat melawan dari anda sih namanya belum takut. Coba anda perhatikan diri anda sendiri takutnya sama benda gede item dan berbunyi menggelegar ? nah benda atau makhluk inilah nanti yang akan nampak pada saat anda terangsang pada pusat indra penglihatan anda oleh frekuensi dibawah 20 Hz tadi.
Jadi pada intinya hantu genderuwo tersebut tercipta oleh bayangan anda sendiri karena pusat syaraf (khususnya syaraf penglihatan) terganggu oleh rangsangan dari frekuensi dibawah 20 Hz. Untuk menghindari rangsangan frekuensi ini caranya adalah dengan memberikan rangsangan lain pada pusat syaraf tersebut sehingga pusat syaraf penglihatan tidak menerima hanya satu rangsangan saja. Misal dengan mengedip kedipkan mata, dengan berlari lari, dengan menggerak gerakkan tangan, dsb. Jangan malah bengong ngeliat bayangan aneh didepan anda malah semakin kuat bayangan itu nampak karena rangsangannya bertambah kuat.
Frekuensi dibawah 20 Hz banyak ditimbulkan oleh alam, diantaranya gesekan daun, suara gemericik hujan, suara angin yang menggoyangkan pepohonan, dsb. Pada siang hari, gesekan daun, gemericik hujan, dsb ini sebenarnya ada tetapi rangsngan yang ditimbulkannya kalah kuat dengan rangsangan lainnya semisal ramainya jalan, tetangga yang bertengkar, dsb sehingga nyaris pada siang hari jarang ada orang yang ketemu hantu. Inilah menjawab kenapa hantu muncul dimalam hari yang sepi dan mencekam.
Bayangan rasa takut yang tersembunyi didalam hati manusia berbeda untuk tiap-tiap daerah di Indonesia, tergantung pada kultur dan budaya setempat. Itulah kenapa kita hanya menemui wewe gombel adanya cuman di sebagaian wilayah Jawa, atau leak cuman ada di Bali, dsb. Karena ya memang manusia di tempat itu takutnya pada bentuk seperti itu. Terus orang Jawa kalau transmigrasi ke pulau Kalimantan apakah hantunya juga ikutan transmigrasi ? Untuk sebulan pertama mungkin hantunya masih wewe gombel tapi setelah orang tersebut hidup setahun atau lebih maka hantunya juga ikutan berubah mengikuti budaya dan kultur masyarakat Kalimantan. Karena ya orangnya ini mengikuti kultur dan budaya serta hidup di pulau Kalimantan. Kalau dia pindah ke Eropa ya hantunya ganti vampire atau drakula. Apalagi kalau masyarakatnya cerita segala hantu tersebut pada anda, pasti deh cerita tersebut nancap di hati anda dan akan nampak sungguhan didepan anda. Huihihihihi........

Eh iya sekarang hantu wewe gombel kayaknya udah mulai jarang muncul. Itu wewe gombel yang hantu payudaranya puanjaanngggg...... Kira kira kenapa hayo dia jarang nongol lagi. Tepat sekali karena nggak pernah ada lagi orang yang menceritakan detail hantu ini pada masyarakat kita yang makin modern. Sehingga nggak ada orang yang ter-mindset rasa ketakutan hantu wewe gombel ini. Akhirnya nggak ada orang yang memvisualisasi rasa ketakutannya pada sosok wewe si payudara panjang ini lagi. dan dia juga nggak pernah muncul. Kan nggak ada orang yang takut lagi ama dia. Musnah deh dia seiring musnahnya legenda tentang dia, cukup jadi kenangan aja. Btw anda kenal nggak sama hantu wewe gombel ini ? Kalau hidup dikota ya nggak akan pernah kenal dong.


Isu terakhir nih adalah suster ngesot. wow..... nih hantu ternyata nggak pernah pindah dari Jakarta. Heran !!?? yaealah kan yang ketakutan adalah masyarakat disana. Coba tanya sama orang yang jauh dari rumah sakit ya nggak pernah kenal dong ama si suster yang hobby ngesot itu.

Gimana kalau kondisi siang hari ? Hhhmmmm.... siang hari ya tetep ada dong. Frekuensi ini ada setiap hari dan setiap saat, dan selalu bisa nembus tubuh anda dan merangsang panca indra anda. Cuman bedanya kalau siang dia ketutupan sama rangsangan lain. Misal saat kamu ngeliat telivisi, frekuensi ini tetep nembus kamu, tapi berhubung kamu lagi asyik nonton televisi maka ya rangsangan frekuensi dibawah 20 Hz ini nggak kamu pedulikan karena rangsangan indra mata lebih gede daripada rangsangan frekuensi infrasonik ini. Itulah mengapa hantu munculnya pada malam hari doang, nggak mau siang hari. Karena malam hari lebih sedikit aktifitas sehingga sumber bunyi dibawah 20 Hz lebih dominan. Nah kejawab kan ngapain hantu nongolnya cuman malam hari, di tempat sepi, dsb.

Kalau anda bertanya sama orang yang pernah dihantui ama salah satu jenis hantu, pastilah orang ini menjawab pernah lihat hantu yang dia maksud. Berani sumpah sumpah dia. Ya emang dia pernah lihat hantunya sendiri itu. Tervisualisasi oleh ketakutannya sendiri. Dua orang berjalan dikegelapan satunya lihat penampakan genderuwo satunya lagi lihat penampakan wewe gombel, atau malah satunya nggak lihat apa apa, itu karena sensifitas keduanya berbeda, sensifitas terpengaruh frekuensi infrasonik, satunya orang perasa  banget, suka melamun dan ngebayangin yang aneh-aneh, satunya lagi orang bebal gak punya perasaan sama sekali.

 
PERNAHKAH Anda ‘berbicara’ dengan teman Anda lewat alam bawah sadar? Atau lebih tepatnya, 'berkomunikasi' secara bawah sadar. Sebuah komunikasi tanpa kata, tetapi ‘lawan bicara’ Anda mengerti apa yang Anda maksudkan. Saya kira hampir semua kita pernah.

Ada yang berkomunikasi lewat pandangan mata. Ada yang berkomunikasi lewat bahasa tubuh. Bahkan ada yang berkomunikasi tanpa melihat mata ataupun bahasa tubuh, melainkan lewat ‘perasaan’ saja. Saat hal itu terjadi, Anda tidak sedang berkomunikasi menggunakan pikiran sadar yang bertumpu pada logika dan rasionalitas, melainkan dengan pikiran bawah sadar yang mengandalkan ‘perasaan’.

Ada dua orang sahabat karib yang saling memandang, tiba-tiba tertawa terpingkal-pingkal. Menurut Anda, dia menggunakan bahasa logika ataukah bahasa perasaan? Atau, ada seorang kawan dekat bercerita pengalamannya yang menarik, tetapi sebelum selesai menyampaikan, Anda sudah memotongnya, ’’Cukup, cukup, bwahhaha…, Aku sudah mengerti maksudmu..!’’ Menurut Anda itu mekanisme sadar atau bawah sadar?

Saya sendiri sering menyanyikan suatu lagu yang sama dengan yang dinyanyikan isteri, tanpa sengaja. Dalam sebuah perjalanan mengendarai mobil, tiba-tiba saya menyanyikan sebuah lagu favourite saya. Uniknya, dalam waktu sama istri saya juga menyanyikan lagu itu, pada bait yang sama, dengan nada dasar yang sama, bersamaan pula. Menurut Anda itu, mekanisme sadar ataukah bawah sadar?

Kasus begini sangat banyak terjadi di sekitar kita. Bisa antara kawan dekat, antara suami isteri, antara ibu dan anak, antara sepasang kekasih, antara saudara, dan orang-orang yang memiliki kedekatan psikologis. Kenapa ini bisa terjadi? Inilah yang disebut ‘resonansi energial’ itu. Tidak lewat panca indera, lantas ke otak. Melainkan lewat lorong energi antara Jantung-Otak, dan langsung ditangkap sistem limbik di otak tengah.

Cara kerjanya jauh lebih cepat dibandingkan dengan kerja pikiran sadar. Jika Anda menggunakan pikiran sadar, maka mekanismenya menjadi begini: sebuah ‘cerita lucu’ didengar oleh telinga, kemudian diubah menjadi gelombang listrik oleh gendang telinga dan perangkat telinga bagian dalam, lantas diteruskan ke pusat pendengaran di otak. Sinyal listrik di pusat pendengaran itu kemudian disebarkan ke seluruh bagian otak untuk dibandingkan dengan memori tentang ‘kelucuan’. Jika sinyal itu cocok dengan memori lucu yang tersimpan di otak, maka otak memperoleh persepsi ‘lucu’. Dan lantas memerintahkan organ-organ dan kelenjar yang terkait dengan tertawa. Mungkin sambil mengeluarkan air mata, ‘ginjal-ginjal’ alias jingkrak-jingkrak, dan lain sebagainya, dan seterusnya.

Wah, ‘lambat’ sekali..! Apalagi, kalau lantas didahului proses berpikir secara logis-rasional: ‘’ini lucu apa nggak ya secara rasional..?! Atau: ‘’masuk akal nggak ya kalau cerita ini disebut lucu..?! Dan logis nggak ya, kalau aku tertawa..??!’’ Waduuhh, tambah semakin lambat aja, hhehe..!

Meskipun, itu hanya terjadi dalam orde detik. Tetapi, itu jauh kalah cepat dibandingkan dengan proses bawah sadar yang menggunakan perasaan. Perbandingannya sekitar 200 ribu kali lipat. Pikiran sadar hanya bisa mengolah data maksimum sekitar 10 bit secara bersamaan. Sedangkan alam bawah sadar bisa mengelola data sampai 2 juta bit secara bersamaan.

Mekanisme bawah sadar bekerja secara spontan. Mirip orang yang fobia kecoa, lantas dilempari kecoa. Spontan dia akan menjerit dan berlari ketakutan. Begitulah cara kerja alam bawah sadar. Nggak pakai mikir, nggak pakai rasio, nggak pakai logika. Yang ada hanya imajinasi dan perasaan yang bersifat ‘emosional’. Negatif maupun positif.

Mekanisme spontan seperti itulah yang terjadi dalam komunikasi perasaan. Atau komunikasi bawah sadar. Pusat mekanisme tidak di permukaan otak, melainkan berada di lorong energi ‘poros otak-jantung’. Kesamaan frekuensi menjadi landasan utama terjadinya komunikasi bawah sadar itu. Cara kerjanya, mirip dengan pemancar radio dengan pesawat radionya.

Jika Anda memutar tombol radio (jenis radio lama), atau searching secara digital (jenis radio baru), maka itu artinya Anda sedang menyamakan frekuensi pesawat radio Anda dengan stasiun pemancar. Ketika frekuensi sudah matching, maka seluruh informasi yang dipancarkan oleh stasiun radio akan sampai ke pesawat radio Anda. Sangat sederhana, bukan..? Kuncinya, hanya pada kesamaan frekuensi, maka terjadilah resonansi.

Ini juga mirip dengan dua gitar yang disetem sama nada-nada senarnya. Jika dua gitar itu didekatkan, lantas dipetik salah satunya, maka gitar yang lain akan ikut bergetar meskipun tidak dipetik. Itulah resonansi alias imbas getaran. Yang demikian ini akan terjadi juga pada alat-alat musik lainnya yang memiliki tabung resonansi, misalnya alat tiup, atau gong, dan semacamnya. Tabung resonansi itu bakal bergetar-getar seiring dengan frekuensi apa saja yang ada di sekitarnya, asalkan frekuensinya matching.

Begitulah cara kerja lorong energi di poros Otak-Jantung. Yang dengannya seseorang bisa melakukan komunikasi bawah sadar. Dengan menggunakan perasaan. Gelombang otak yang kekuatan medan magnetiknya hanya sekitar 10^(-13) Tesla akan menjadi ratusan kali lebih kuat jika diproyeksikan ke gelombang jantung yang memiliki medan magnet 5^(-11) Tesla. Dengan kata lain, perasaan yang muncul di sistem limbik akan menjadi jauh lebih kuat ketika bergetar di jantung. Itulah yang kita rasakan sebagai debaran jantung. Gelombangnya bisa kita muati dengan informasi untuk berkomunikasi dengan orang lain, secara telepati. Ataupun makhluk lain.

Pada level Alam Bawah Sadar kita bisa berkomunikasi dengan makhluk berjiwa lainnya. Misalnya dengan binatang atau tumbuhan. Bagi yang tidak punya pengalaman tentang ini, mungkin sulit percaya. Tetapi bagi mereka yang punya hewan peliharaan ataupun hobi bercocok tanam, hal ini sudah biasa. Berkomunikasi dengan mereka, tentu saja, tidak harus dengan bahasa verbal. Tetapi dengan bahasa perasaan.
Advertisement