BAGAIMANA CARA KERJA DOA??
By Unknown - Jumat, 07 November 2014
Ketika menghadapi situasi-situasi sulit atau yang tidak
dapat diatasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti hilangnya barang
berharga, penyakit yang tidak dapat sembuhkan, masalah besar keuangan,
dll, orang berdoa kepada Tuhan atau kepada suatu aspek dari Nya, yang
juga dikenal sebagai dewa-dewi. Ini adalah doa-doa dengan pengharapan
materi atau duniawi.
Para pencari spiritual/ Tuhan, yang fokus utama dalam
hidupnya adalah pertumbuhan spiritual, juga berdoa secara teratur kepada
Tuhan tidak hanya dalam situasi sulit saja tetapi juga dalam segala
situasi sehari-hari. Doa-doa tersebut bagaimanapun, adalah bukan tentang
harapan duniawi tetapi tentang pertumbuhan spiritual dan juga dapat
dikatakan sebagai bagian dari praktik spiritual bagi mereka.
Artikel ini menjelaskan mekanisme dari bagaimana kedua jenis doa tersebut dijawab/ dikabulkan.
Untuk memahami artikel ini dengan lebih baik silahkan membaca artikel kami lainnya:
-
Definisi (Arti) dari doa
-
Apakah perbeedaan antara doa dengan suatu harapan (ekspektasi) dan tanpa harapan?
2. Bagaimana doa – doa itu dijawab/ dikabulkan? Apakah mekanismenya?
2.1 Siapakah yang menjawab/ mengabulkan doa – doa kita?
-
•Diagram berikut menunujkkan siapa yang menjawab doa-doa kita sesuai
dengan jenis doanya. Umumnya, jenis doa akan berbeda sesuai dengan
tingkat spiritual seseorang. Misalnya, seseorang yang berada pada
tingkat spiritual 30% akan lebih sering berdoa untuk hal-hal duniawi.
Seseorang pada tingkat spiritual 50% akan lebih sering berdoa untuk
pertumbuhan spiritual. Dengan demikian, doa dikabulkan oleh berbagai
energi tak kasat mata (halus) di Alam Semesta. Yang menarik dari hal ini
adalah bahkan energi negatif pun dapat mengabulkan doa-doa, baik ketika
di mana hal-hal yang merugikan diminta oleh sesoerang dan/ ataupun
untuk menjebak seseorang agar berada di bawah pengaruh mereka dengan
mengabulkan keinginan mereka pada awalnya. Misalnya, seperti yang
ditunjukkan dalam diagram di bawah, di mana seseorang yang berdoa untuk
kematian orang lain akan dibantu oleh entitas/ roh halus negatif dari
Daerah ke-4 Neraka. Doa untuk keuntungan duniawi umumnya ditanggapi oleh
dewa-dewi atau energi-energi positif dengan tingkat yang lebih rendah.
Doa untuk pertumbuhan spiritual ditanggapi oleh dewa-dewi atau
energi-energi positif dengan tingkat yang lebih tinggi.
-
Ketika kita berdoa dengan ekspektasi kepada Tuhan atau dewa-dewi
tertentu, seperti meminta pekerjaan atau mengatasi penyakit, seperti
yang dinyatakan sebelumnya, doa tersebut akan dijawab oleh dewa-dewi
atau energi positif dengan tingkat yang lebih rendah. Mari kita ambil
contoh seseorang yang telah berdoa secara intensif untuk mendapatkan
sebuah pekerjaan. Jika tersirat dalam takdir orang tersebut untuk harus
hidup tanpa pekerjaan selama lima tahun, maka energi positif atau
dewa-dewi dengan tingkat lebih rendah dapat menjawab doa tersebut dengan
mendorong periode pengangguran lima tahunnya ke suatu masa nanti dalam
kehidupan orang tersebut. Maka dari itu, orang itu masih harus melalui
fase menjadi pengangguran. (Hal ini karena terlepas dari apa pun,
seseorang harus menjalani takdir nya dan hanya bisa diatasi dengan orang
tersebut melakukan praktik spiritual )
-
Kadang-kadang dewa-dewi dengan tingkatan yang lebih tinggi juga
membantu situasi duniawi dari pencari Tuhan, jika situasi tersebut
menyebabkan hambatan dalam pertumbuhan spiritual nya.
2.2 Bagaimana doa-doa itu dijawab/ dikabulkan?
-
Ketika seseorang berdoa, mereka mengingat Tuhan secara intens (kuat)
dan menjalin dialog intim dengan-Nya tentang masalah-masalah yang sangat
dekat dengan hati mereka. Menurut hukum tindakan dan refleks, Tuhan
juga merasa lebih dekat dengan mereka.
-
Doa memiliki kemampuan untuk mengaktifkan prinsip-prinsip dewa-dewi
(aspek Tuhan) di Alam Semesta. Frekuensipaling halus dihasilkan ketika
seseorang menghaturkan syukur beserta dengan doa. Frekuensi-frekuensi
tersebut memiliki kemampuan untuk tidak hanya mengaktifkan, tetapi juga
menyentuh dewa-dewi tersebut; maka prinsip keTuhanan diaktifkan lebih
cepat. Aktivasi prinsip dewa-dewi (aspek Tuhan) ini menghasilkan pemenuhan atas doa-doa. Para dewa-dewi membuat pemenuhan doa dengan kekuatan dari keteguhan mereka. Lihat artikel tentang siapakah dewa-dewi itu?
Contoh dari doa-doa yang diikuti oleh rasa syukur:
-
Tuhan, tolong izinkan saya mendapatkan pekerjaan ini, saya
benar-benar membutuhkannya. Tuhan, terimalah syukur saya ini karena
telah memberikan saya pemikiran untuk berdoa.
-
Tuhan, izinkanlah saya melakukan semua kegiatan di hari ini
sebagai praktik spiritual. Tuhan, saya mengucap syukur di Kaki Suci Mu
karena telah memberi saya pemikiran, dan telah melaksanakan doa ini
melalui saya.
-
Tuhan, tolong izinkan saya mendapatkan pekerjaan ini, saya
benar-benar membutuhkannya. Tuhan, terimalah syukur saya ini karena
telah memberikan saya pemikiran untuk berdoa.
-
Doa memikat frekuensi halus (tak kasat mata) keIlahian ke arah orang tersebut dan sebagai hasilnya, Raja-Tama disekitar orang itu pun dihancurkan. Dengan demikian, lingkungan disekitar orang tersebut menjadi relatif lebih sāttvik.
Dikarenakan komponen dasar halus/ non-fisik Sattva di lingkungan
sekitarnya meningkat, pemikiran-pemikiran orang-orang di sekitarnya
menjadi berkurang dan mereka juga menjadi sāttvik. Hal ini karena Pikiran dipengaruhi oleh lingkungan eksternal (luar).
-
Doa meningkatkan partikel-partikel dari komponen dasar non-fisik Sattva
dalam selubung tubuh vital. Ketika kita menghaturkan rasa syukur,
partikel-partikel dari komponen dasar halus Sattva dalam selubung tubuh
mental meningkat. Dengan demikian, doa yang dilengkapi dengan rasa
syukur, menghasilkan purifikasi spiritual dari selubung tubuh vital dan
mental.
Untuk informasi lebih lanjut tentang tubuh vital dan mental, lihat ke ‘Terdiri dari apakah kita?’
Akibat dari purifikasi spiritual dari selubung tubuh vital dan selubung tubuh mental, impresi – impresi dalam kedua selubung tersebut mulai dihancurkan. Karena berkurangnya impresi – impresi tersebut, pemikiran-pemikiran tentang diri sendiri menjadi minim dan ketertarikan terhadap hal-hal duniawi (Māyā) pun menurun. Hal ini menyebabkan meningkatnya keinginan untuk Tuhan dan kerinduan untuk bersatu dengan-Nya. Oleh Karena kedua selubung tersebut juga dipurifikasikan, maka energi negatif tidak bisa masuk ke dalam tubuh.
Lihat artikel tentang Bagaimana pengucapan dan repetisi (mengulang) membantu untuk memurnikan impresi-impresi dalam pikiran kita.
-
Ketika kita berdoa, kita menerima ketidakmampuan untuk memecahkan
permasalahan dengan sendiri dan karena melihat diri sebagai yang lebih
rendah, maka ego kita pun berkurang. Dengan penurunan ego ada kenaikan
sementara dalam tingkat pencapaian spiritual. Hal ini menyebabkan
peningkatan sementara komponen dasar halus Sattva. Selanjutnya, ketika
kita menghaturkan rasa syukur, itu membangkitkan kerendahan hati dalam
diri kita yang memiliki efek positif lebih besar pada tingkat spiritual
kita. Oleh karena itu, persatuan/ persekutuan kita dengan Tuhan
pun meningkat. Kenaikan komponen dasar halus Sattva itu sendiri
meningkatkan kapasitas kita untuk mengatasi atau menanggung permasalahan
tersebut.
3. Kapankah doa-doa kita bekerja?
Dalam kehidupan kita, 65% dari peristiwa yang terjadi adalah sesuai
takdir. Peristiwa-peristiwa yang ditakdirkan adalah peristiwa-peristiwa
diluar kendali/ kontrol kita. Silakan lihat artikel tentang Takdir dan tindakan yang disengaja
Peristiwa yang ditakdirkan, yang baik dan yang buruk, pasti akan terjadi dalam hidup kita. Peristiwa – peristiwa buruk yang ditakdirkan mungkin dapat berupa penyakit atau sebuah pernikahan yang kandas. Orang biasanya berdoa kepada Tuhan terutama saat kejadian buruk terjadi dalam hidup mereka. Mereka berdoa kepada Tuhan untuk meringankan peristiwa buruk tersebut. Namun, kita menemukan bahwa doa kita tidak selalu dikabulkan. Lihat artikel: Takdir sebagai akar masalah spiritual dari kesulitan dalam hidup
Jadi apa hukumnya? Kapan doa dapat mengatasi peristiwa buruk yang ditakdirkan sehingga dengan berdoa, peristiwa itu sendiri tidak terjadi atau setidaknya kita terisolasi dari itu?
Aturan praktisnya adalah:
-
Jika doa lebih kuat dari intensitas peristiwa yang ditakdirkan, maka doa tersebut yang akan dijawab/ dikabulkan.
-
Jika intensitas takdir yang lebih kuat dari doa, maka doa tersebut akan dijawab sebagian atau tidak sama sekali.
4. Apa yang menentukan efektivitas doa seseorang?
Faktor-faktor berikut menambah efektivitas dari doa:
-
Tingkatan pencapaian Spiritual dari orang yang berdoa – semakin tinggi tingkat spiritual, semakin efektif juga doa mereka.
-
Kualitas doa – apakah doa tersebut bersifat mekanikal, tulus, atau dengan emosi spiritual (bhāv) dari seorang pencari spiritual/ Tuhan.
-
Untuk siapakah orang tersebut berdoa (yaitu, apakah untuk diri
sendiri atau orang lain) – Ketika kita berdoa untuk orang lain, kekuatan
spiritual yang dibutuhkan lebih banyak. Semakin besar jumlah orang
dalam masyarakat yang dikehendaki untuk terpengaruh oleh
suatu peristiwa, maka semakin besar kekuatan spiritual diperlukan untuk
mempengaruhi hasil yang diinginkan. Hanya orang- orang Suci (Saints)
dengan tingkatan pencapaian lebih tinggi dapat mempengaruhi perubahan di
masyarakat.
-
Ego yang lebih rendah memberikan kontribusi terhadap efektivitas doa.
-
Postur (mudrā) doa apakah yang digunakan oleh seseorang? Ini
menjadi faktor utama bagi sebagian besar orang, berhubung faktor-faktor
di atas lebih sedikit berpengaruh pada kebanyakan orang tersebut.
4.1 Tingkat pencapaian spiritual seseorang dan doa
Tingkat pencapaian spiritual dari orang yang berdoa adalah salah satu kriteria utama dalam menentukan efektivitas doa.
Coba lakukanlah eksperimen spiritual/ non-fisik ini sendiri, dimana anda mengucapkan doa yang sama menggunakan setiap mudrās di atas secara terpisah.
-
Bagi para pencari spiritual/ Tuhan di atas tingkat pencapaian
spiritual 60%, doa tidak diperlukan. Mereka bertindak atas emosi/
perasaan spiritual bahwa ‘Biarkanlah semuanya terjadi sesuai kehendak
Tuhan.’ Mereka benar-benar mengalami bahwa segala sesuatu dalam hidup
mereka terjadi dan disediakan oleh karunia Tuhan. Pikiran mereka
terus-menerus dalam keadaan bersyukur kepada Tuhan. Setelah keadaan ini
tercapai, maka doa tidak diperlukan.
-
Doa dari orang yang berada di bawah tingkat pencapaian spiritual 30%
tidak memiliki pengaruh dan paling baik hanya dapat melengkapi mereka
dengan manfaat psikologis saja. Hal ini karena selubung/ selimut dari
ego yang terlalu besar bagi doa-doa mereka untuk mencapai prinsip
keTuhanan.
Catatan: Beberapa orang mungkin berpikir bahwa jika orang Suci dapat mempengaruhi perubahan global, maka mengapa mereka tidak mengatur perdamaian dunia atau mengurangi pemanasan global? Paradoksnya adalah bahwa sementara orang Suci memiliki kekuatan spiritual untuk mempengaruhi peristiwa-perstiwa dunia, mereka memiliki emosi spiritual bahwa hanya Tuhan tahu yang terbaik. Juga, karena mereka berada dalam 'keadaan sebagai pengamat (sākshibhāv)’, menurut sifat mereka tidak ikut campur dalam rencana Tuhan dan sepenuhnya selaras dengan rencanaNya. Mereka memiliki kesadaran sempurna bahwa atas rencana Tuhan, segala sesuatu terjadi sesuai dengan takdir individual dan kolektif. (Peristiwa yang ditakdirkan adalah peristiwa-peristiwa dalam hidup kita yang terjadi karena tindakan masa lalu kita, baik dalam kelahiran ini atau kelahiran kita sebelumnya.)
5. Apakah postur/ sikap tubuh paling baik untuk berdoa?
5.1 Penjelasan tahap 1 dari postur/ sikap doa (mudrā)
5.2 Penjelasan tahap 2 dari postur/ sikap doa (mudrā)
5.2.1 Postur kepala yang benar ketika berdoa
5.3 Ketika berdoa dengan emosi spiritual
5.4 Apakah itu berarti bahwa setiap kali kita berdoa diharuskan untuk mengambil posisi ini?
5.5 Komparasi/ Perbandingan efektivitas dari posisi – posisi doa
6. Ringkasan poin-poin penting pada mekanisme doa
-
Tingkat spiritual seseorang umumnya mendefinisikan apakah orang
tersebut berdoa untuk pertumbuhan spiritual atau untuk keuntungan
duniawi. Tergantung pada jenis doanya, dewata-dewata dengan tingkat yang
lebih tinggi atau tingkat yang lebih rendah masing-masing menjawab doa
seseorang.
-
Emosi spiritual dengan mana seseorang berdoa memiliki dampak positif pada efektivitas doa orang tersebut.
-
Tergantung pada jenis mudrā digunakan, manfaat yang didapatkan seseorang melalui doa dapat bervariasi.
-
Semua hal lain dianggap sama, dengan menggunakan postur (mudrā) yang direkomendasikan untuk berdoa dapat membantu meningkatkan kemungkinan dijawabnya doa seseorang hingga 20%.
-
Doa yang diutarakan oleh orang-orang dengan tingkat spiritual yang
lebih rendah untuk hal-hal yang mempengaruhi populasi luas, seperti
perdamaian dunia atau pengurangan pemanasan global, tidak berpengaruh.
-
Ketika seseorang menghaturkan syukur bersamaan dengan doa, itu membantu untuk meningkatkan efektivitas doa orang tersebut.
Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS
Mantapppp terimakasih